Sabtu, 18 April 2009

Pemagang Kerja Terancam Dipulangkan

SEMARANG-Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng mengupayakan renegosiasi penempatan kensushei atau magang kerja menyusul kekhawatiran terjadi pemulangan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perekonomian Jepang yang terus melambat.

Ketua Kadin Jateng, Solichedi, mengatakan sebagian besar kensushei tersebut bekerja di bidang industri manufaktur, misalnya otomotif, di berbagai negara. Termasuk di Jepang yang jungkir balik akibat krisis ekonomi global.

”Pelemahan permintaan dari luar negeri membuat ekspor Jepang anjlok dan membuat gelombang PHK terus berlangsung di berbagai sektor, terutama manufaktur,” jelas Solichedi, kemarin.

Program kensushei Kadin Jateng yang telah berlangsung 15 tahun memberangkatkan 40 orang setiap periode.

Jika mengacu pada kontrak kerja yang biasanya berlangsung 2-3 tahun, ia menyatakan ada lebih dari 100 orang yang masih tinggal di sana untuk menyelesaikan program magang kerjanya.

Dia menjelaskan Kota Kosai di Provinsi Shizuoka paling banyak menjadi tempat kensushei Kadin Jateng.

Mayoritas industri otomotif bersifat supporting industries yang menunjang industri hulu.

Usaha Lain

Meski tidak mati, industri yang ada masih bertahan dan diperkirakan untuk sementara hanya menstok komponen atau suku cadang sambil menunggu situasi membaik.

”Kami usahakan jangan dipulangkan. Jika memang tak bisa di otomotif, bisa disalurkan ke usaha lainnya karena saat ini status mereka agak mengkhawatirkan dengan pemotongan uang saku dan kemungkinan pemulangan,” jelasnya.
Akibat krisis global pertumbuhan ekonomi dunia mengalami perlambatan, termasuk Jepang yang pertumbuhannya minus.

Bank Dunia memberi sinyal bahwa ekonomi dunia kemungkinan akan terus memburuk dan menyusut 1%-2%.

Analis ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto mengatakan proyeksi terbaru dirilis setelah Jepang merevisi data ekonominya dan mengonfirmasikan bahwa saat ini mereka mengalami keterpurukan (resesi) terparah sejak guncangan harga minyak pada 1974.

Perusahaan-perusahaan di Jepang yang digerakkan ekspor, misalnya Toyota Motor Corp dan Sony Corp, secara agresif menurunkan produksi dan melakukan PHK untuk mengatasi penurunan permintaan.

”Penurunan tajam di sisi ekspor itu memperburuk situasi di Jepang karena ekspor memengaruhi semua sektor,” tuturnya. (J14-27)

diambil dari :
http://www.suaramerdeka.com/ rubrik Ekonomi dan Bisnis edisi 16 April 2009

Setidanya ada hikmah dari setiap kejadian. Terkadang manusia merencanakan segala sesuatunya dengan rencana terbaik, tetapi ada Dzat yang lebih berkuasa atas segala sesuatu didunia ini "Man is purposes but God disposes", barang kali paribahasa itu yang bisa dijadikan motivasi. Tentunya bukan berarti berhenti untuk berusaha, tetapi memanfaatkan kejadian ini sebagai momen untuk menjadi lebih kreatif membuat perencanaan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar