Perjalanan dimulai selepas subuh,
berusaha membiasakan diri tidak tidur
lagi selepas subuh. Melewati gunung dan menuruni lembah, perjalanan
melalui jalan bebas hambatan pun dilalui hanya 30 menit dari ujung masuk hingga
ujung keluar paling luar. Alhamdulillah lancar karena biasanya kalau weekend
sering padat.
Tahap kedua perjalanan dimulai
lagi, disini tantangannya lebih gede lagi karena dilintasan ini belum ada jalan
bebas hambatan, bukan berarti di jalan bebas tadi tidak perlu kesabaran, namun
sedikit berbeda, jika di jalan bebas hambatan kita harus bersabar menahan emosi
untuk tidak injak pedal gas terlalu dalam, sedang dijalan biasa musti bersabar
untuk memperhatikan kanan kiri depan belakang karena banyak pengguna lain bukan
hanya sesama mobil, so musti hati hati ya guys. Perjalanan pun bisa
terselesaikan kurang lebih 2,5 jam dengan pemandangan yang menyejukkan, gunung,
lembah, hamparan sawah, rawa, sun rise, bahkan pasar tumpah di pagi hari pun
banyak dijumpai. Alhamdulillah sampai juga di kota tujuan, kota gudeg kota
pelajar kota yang diistimewakan karena warisan budaya dan kultur adat yang unik
yang masih kental dengan sistem keraton dan kerajaan.
Kunjungan pertama di daerah jalan
kaliurang, ini sebenarnya pertama kali menginjakkan kaki di daerah sini
walaupun sudah sangat lama dan sering mendengarnya, sehingga masih perlu nyasar
ke jalan perkampungan walau asyik juga melihat perkampungan disana, asri,
sejuk, tanaman yang tampak subur hijau, dan viewnya gunung merapi yang
menampakkan kegagahannya. Setelah muter-muter dan tanya kesana kemari, ketemu
juga alamat yang dicari kompleks perkatoran PT Indmira. Jika dilihat dari luar
tampak kecil ruangannya, namun setelah masuk kedalam, disana ada gedung kantor
yang lumayan besar serta hamparan kebun dan kolam untuk riset yang lumayan
luas, terus lagi ada juga para pengunjung yang sekedar melihat hasil riset
kantor ini, cukup menarik.
Ketemuan dengan orang Indmira pun
dimulai dan seperti biasa diawali dengan perkenalan dan sedikit basa basi,
menjelaskan tentang kedatanganku di kantor ini, tentunya terkait tentang
teknologi terapan yg memang kantor ini memang sebuah konsultan lingkungan
termasuk juga perikanan. Bahwa akhir-akhir ini sangat sulit melakukan budidaya
udang windu di daerah saya lahir, Juwana, kira kira faktor apa yang menjadikan
hal ini terjadi. Disana ada 2 orang dan perempuan, menjelaskan hal yang mungkin bukan kali ini
saja mereka mendapatkan pertanyaan yang serupa. Bagaimanakah penjelasannya,
tunggu kalau ada waktu lagi ya, saya posting hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar