Selasa, 08 November 2016

Cara Menjadi Entrepreuneur Pilihan

Perjalanan bermil-mil jauhnya harus dimulai dengan langkah pertama (Kahlil Gibran). Sebuah kata bijak yang patut untuk direnungkan dalam menggapai segala impian yang telah dirancang dan diangankan sehingga tidak hanya menjadi mimpi yang akan hilang ketika telah bangun dari lelap. Segera mulai melangkah dengan segala daya upaya yang dimiliki merupakan pilihan yang tepat. 

Salah satu yang perlu untuk melangkah adalah menyiapkan ilmu atas yang akan dilakukan. Thomas A. Edison mengatakan bahwa keberuntungan terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan. Kenapa ilmu menjadi sesuatu yang penting sebagai langkah persiapan, seperti yang banyak kita ketahui bahwa ilmu merupakan cahaya untuk menerangi hidup kita dalam segala macam aspek kehidupan, dan dengan ilmu akan naik nilai kita beberapa derajad dari yang lain, sehingga akan menghilangkan kesombongan, takabur, merasa paling benar, paling besar dan sifat-sifat negatif lainnya.

Tidak terlepas juga dalam melakukan usaha atau istilah kerennya enterpreunership perlu selalu menambah dan mengumpulkan ilmu, karena kegiatan ini sangat dinamis, apalagi dengan kemajuan tekhnologi yang pesat sekarang ini. Tidak bermaksud menggurui namun hanya sekedar memforward apa yang didapatkan dari hasil berkomunitas beberapa waktu yang lalu.

Setidaknya ada enam tahapan klasifikasi entrepreuneur menurut omset yang didapat per tahun.
1. Learning Stage
Tahapan ini adalah setara dengan "murid" yang masih dalam persiapan belajar dalam memulai usahanya, dimana omset yang dihasilkan masih kurang dari 1 Milyar
2. Seed Stage
Pada tahap ini pelaku usaha sudah mulai sebagai "penjelajah" yang melakukan berbagai pilihan pilihan baik jenis usahanya maupun cara usahanya, sama dengan learning stage omset yang dihasilkan masih kurang dari 1 milyar per tahunnya
3. Startup Stage
Stage ini merupakan tahap "petarung" dimana pelaku usaha sudah melakukan try and error atas uasaha dan sudah memiliki kompetisi yang sangat keras, disini omset yang dihasilkan antara 1- 10 milyar per tahun
4. Growing Stage
Tahapan ini pengusaha sudah dikategorikan sebagai "pengusaha pro" dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya serta jatuh bangunnya. Omset yang dihasilkan antara 10 - 50 milyar per tahun
5. Strategy Stage
Ibarat "jenderal perang" usaha yang sudah dimiliki sudah mampu mengendalikan market, sehingga bisa memainkan strategi untuk memainkan pasar. Omset yang dimiliki berkisar antara 50 - 100 milyar per tahun
6. Exit Stage
Disebut juga sebagai "mindset investor pro" merupakan tahapan tertinggi jika dilihat dari omset yang dihasilkan, yaitu diatas 100 milyar.
Dari keenam stage diatas maka posisi kita ada dimanakah, ini dimaksudkan agar ternyata kita masih sangat sangat kecil kelasnya. Sehingga diharapkan ada sebuah awareness untuk senantiasa melakukan inovasi dan peningkatan, serta yang penting adalah tetap merasa humble dan mawas diri, tidak 'kagetan' 'ojo dumeh' karena ternyata posisi kita masih sangat kecil dalam tataran pengusaha.

Sudah selayaknyalah kita mulai memikirkan usaha yang sudah digeluti sekarang ini menjadi bisnis yang besar yang sudah bisa berjalan sendiri tanpa kita harus disibukkan didalamnya namun tetap aman dan berjalan sesuai yang kita inginkan. Sehingga diperlukan sebuah system otomatis, ibarat sebuah pesawat terbang ada yang namanya auto-pilot sytem yang mana pesawat bisa terbang sendiri di angkasa tanpa sang pilot standby duduk di kursi pilotnya.
Setidaknya ada tiga langkah untuk membuat "Auto-Pilot Business"
1. Create a comprehensive system
Sistem harus bisa dikerjakan oleh semua orang, sehingga sistem tidak ada ketergantungan dengan satu orang tertentu. Misalnya ketika seorang karyawan di bagian tertentu tidak masuk kerja atau resign maka sistem masih tetap bisa bekerja oleh orang pengganti,
2. Find perfect people
Menemukan orang yang akan menjalankan sistem ini pada posisi yang tepat dan waktu yang tepat pula atau boleh dibilang right man in right place, sesuai dengan kemampuan da kompetensi yang dimiliki
3. Build a strong corporate culture
Membangan sebuah budaya perusahaan yang baik yang mampu memberikan suasana yang kondusif untuk bekerja sehingga memberikan kepuasan terhadap pelanggan dengan optimal.

Dalam sebuah usaha tentu perlu apa yang namanya brand, seberapa pentingkah brand yang berkelas dunia ini dalam berjalannya bisnis.
- Brand adalah denyut nadi bisnis (jantung)
- Mengakselerasi bisnis secara maksimal
- Mensukseskan penetrasi dan gerilya pasar
- Brand bukan hanya berbicara design, garis, warna, vektor, logo, jingle dll
- Segala aspek bisnis melihat brand
   + Calon partner
   + Calon investor
   + Calon konsumen
   + Calon staff
   + Calon kompetitor
Jadi sekarang tahukah apa itu brand, adalah kombinasi lengkap dari asosiasi yang orang bayangkan ketika mendengar sebuah nama perusahaan atau produk. Ibaratnya, brand bagi sebuah perusahaan adalah reputasi bagi seseorang.

Bagaimana caranya untuk melakukan branding, berikut adalah tahapan dan caranya.
Market
- Target Market, siapakah market yg akan dibidik, sehingga perlu analisa (demographic, psychological, dll)
- Pemahaman Konsumen, mengetahui apa yg dibutuhkan dan diinginkan dari mereka, apa yg dapat kita beri utk mereka, bagaimana kita menjadi jawaban dan solusi dari permasalahan mereka
- One position, menempatkan diri sebagai satu posisi spesifik di mata konsumen. Cth: apple=gadget, starbucks=kopi, nikon=kamera, motor gede=harleydavidson)
Pesan (Message)
- Kebutuhan masyarakat, mampukah kita memenuhi kebutuhan masyarakat, apakah kita pemain baru, apakah kita kompetitor baru, apakah kita mampu memenangkan pasar
- Keunikan, keunggulan kita dibanding kompetitor (competitive advantage atau keunggulan kompetisi), tidak menjelek-jelekkan kompetitor tapi fokus pada keunggulan bisnis kita. Cth: bmw vs mercy vs audi
- One message, setiap brand kuat harus mampu mengkomunikasikan sesuatu yg positif perihal sang konsumen. Cth: apple=kreatif, kratingdaeng=perkasa, harley=tangguh, starbucks=coffeaddict
Management
- Customer, konsumen kita orang macam apa, kelakuannya gimana, mentalnya, perilaku. Perlu untuk kita ketahui dari market kita agar kita bisa mempersiapkan PEGAWAI
- Pegawai, membuat pegawai siap tempur dan mampu merepresentasikan brand dengan konsumen karena mereka sudah tau siapakah konsumen dan gaya konsumennya
- Coporate Culture, membuat asosiasi (keterikatan emosi) antara pegawai (brand ambasador) dg konsumen dan orang eksternal, kesan apa yg ingin dibuat dari brand kita. Cth: kantor hukum
Numbers (perhitungan profitabilitas) 
- Business Model, kita membantu orang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, sesuatu apa yg kita dapatkan dari mereka, kita harus mendapatkan profit karena kita bukan yayasan, dan profit kita sebesar apa
- Budget, untuk mensupport brand kita maka budget kita berapa, minimal menyiapkan budgeting minimal 12 bulan kedepan, sehingga kita bisa menganalisa income untuk menutup pengeluaran itu agar bisnis tidak mati di tengah jalan
- Profit (sangat penting), dari segala yang telah kita kerjakan berapa profit akhir yg kita dapatkan, jika ujungnya hanya untuk balik modal maka STOP bisnis.

Jadi sekarang tahu kan apa itu branding, adalah perasaan yang terhubung di dalam pikiran konsumen terhadap bisnis dan produk anda.

Akhirnya disampaikan 

- salam berkah-
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar