Selasa, 19 Mei 2009

ATM (Amati Tiru dan Modifikasi)

Tidak bisa dipungkiri, ketika kita melihat sebuah produk yang disana tertulis "made in Japan" maka asosiasinya adalah produk yang memiliki kualitas baik dan berteknologi. Kalau boleh dibilang, produk-produk Jepang sudah mempunyai ruang tersendiri di hati konsumen khususnya Indonesia. Produk buatan Jepang selalu memperhitungkan detil, tombol sekecil apa pun, hingga setiap guratan, dirancang dengan teliti. Semua elemen yang membentuk suatu produk seakan berkata, “Aku adalah bagian dari mesin ini dan aku wajib menunaikan tugasku, meski tubuhku paling kecil.” Bermacam model yang akan dirilis tahun depan, mungkin tidak terlihat baru, tapi bisa dipastikan lebih berkualitas. Dan, motto itu tidak hanya berlaku bagi perangkat elektronik tetapi berlaku hampir pada sebagian besar produk Jepang.
Kenapa Jepang sangat begitu maju dalam hal teknologi ini, padahal kalau kita lihat dari sejarah bahwa pada tahun 1945 negara ini hancur lebur, baik dibidang ekonomi maupun harga diri sebagai sebuah bangsapun sudah terkoyak dan redup redam. Ia memproduksi barang yang mirip dengan produk dari negara maju lainnya (peniru), tentunya dengan berbagai inovasi sederhananya. Walaupun pada sekitar tahun 1980-an, produk Jepang memiliki stigma dari beberapa kalangan bahwa produk Jepang yang mempunyai bentuk menarik tetapi kurang awet dan mudah rusak setelah beberapa waktu penggunaan. Berpengalaman dari stigma itu, Jepang pelan tapi pasti mulai melangkah maju dalam menginovasi produk-produknya. Apa kunci kesuksesan Jepang dalam meningkatkan kualitas dan inovasi produknya.
Dengan menggunakan sistim ATM (Amati Tiru Modifikasi), yang sangat mungkin konsep sederhana ini kita coba aplikasikan.
1. Amati
Hal yang paling mudah dilakukan adalah mengamati sesuatu yang ada di sekitar kita, bukan hanya melihat tetapi juga sampai memunculkan pemahaman terhadap obyek yang diamati.
2. Tiru
Meniru bukan hanya sekedar "menjiplak" sama persis 100 persen tetapi dengan hasil pemahaman terhadap obyek yang diamati serta pemikiran dan kreatifitas akan memunculkan ide baru yang nantinya bisa dijadikan sebagai bahan dalam penentuan langkah berikutnya.
3. Modifikasi
Kreatifitas dan ide baru yang dihasilkan dari pengamatan tadi bisa menghasilkan produk baru yang telah termodifikasi, sehingga mempunyai produk yang lebih baik dan lebih berkarakter.

Konsep ATM ini bisa juga diaplikasikan dalam menjalankan kehidupan keseharian kita, disamping dalam hal produksi barang. Kesibukan dalam menjalani rutinitas sehari-hari akan lebih berkualitas apabila disertai dengan mengevaluasi (Amati) kegiatan-kegiatan yang telah kita jalani dalam periode tertentu, boleh satu hari, seminggu, atau sebulan tergantung kebutuhan, semakin sering semakin baik.
Dari hasil evaluasi akan ada keinginan untuk mengulangi (Tiru) kesuksesan yang pernah kita alami. Tentunya dalam perjalanan hidup ada batu sandungan yang tidak ingin terulang kembali di kehidupan kita, sehingga perlu ada perbaikan (Modifikasi) yang menjadikan kuwalitas hidup yang semakin kedepan semakin membaik. Seperti sebuah perkataan "Apabila hari ini sama dengan hari kemarin maka termasuk orang yang rugi, apabila hari ini lebih buruk dari kemarin maka termasuk orang yang celaka, dan apabila hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini maka termasuk orang yang beruntung".


2 komentar:

  1. Wah terima kasih tulisannya
    tetap semangat

    BalasHapus
  2. Tolong mas, sejarahnya silugonggo juwono bagaimana kok bisa dinamakan begitu.
    matur nuwun
    mbah nu

    BalasHapus